1. Memilih bahan
Bahan
atau tekstil mempunyai aneka ragam jenis dan sifatnya. Akibat proses
pembuatan yang berlainan dan bahan mentah (asal bahan) serta zat
pelarutnya yang berbeda, menyebabkan ciri-ciri dan sifat bahan bebeda
pula, ada yang kaku, ada yang melansai, yang lembut, lemas, berat,
ringan, tebal, tipis, transparan dan sebagainya. Untuk itu pembelian
bahan atau tekstil harus dilakukan oleh seorang yang ahli dibidang
tekstil. Pembelian kain yang sesuai dengan kebutuhan akan menghindarkan
dari kelambatan dalam pemotongan. Pada waktu pembelian kain, spesifikasi
mutu kain harus dinyatakan dengan jelas. Spesifikasi mutu kain tersebut
antara lain adalah :
a) Dimensi, meliputi ukuran panjang, lebar, berat dan mungkin tebal kain, termasuk toleransinya.
b) Jumlah dan jenis cacat yang diperbolehkan tiap unit, termasuk cara penilaiannya dan lembaga penilai yang ditunjuk jika terjadi perbedaan pendapat.
c) Rincian konstruksi dan sifat kain yang diminta, didasarkan pada laporan uji.
Di
samping hal di atas, keserasian antara bahan dengan desain busana
sangat perlu diperhatikan. Siluet pakaian menjadi pertimbangan sebelum
kita memilih bahan, apakah sesuai untuk desain pakaian berkerut,
berlipit atau mengembang. Caranya, bahan digantungkan memanjang dengan
dilipit-lipit untuk memperhatikan jatuhnya, begitu pula untuk
memperhatikan kasar halusnya kita raba dan beratnya kita timang apakah
syarat-syarat pada desain telah terpenuhi.
Permukaan
bahan (tekstur) ada empat karakter: 1) Bila dilihat dari efek pantulan
cahaya dari bahan misalnya berkilau atau kusam; 2) Jika diraba terasa
kasar atau halus; 3) Kalau dipegang terasa berat, ringan, tipis dan
kaku; 4) Kesan pada penglihatan adalah mewah atau sederhana.
Setiap
tekstur mempunyai pengaruh terhadap penampilan suatu busana dan bentuk
badan sipemakai, bahan yang berat atau tebal akan menambah bentuk. Bahan
yang berkilau akan menambah besar dari pada bahan tenunan yang
permukaan kusam, seperti bahan satin akan memperbesar bentuk badan dari
pada bahan Cape. Maka dari itu kita perlu memilih bahan yang tepat.
Jika
suatu desain memerlukan efek mengembang, pilihlah bahan busana yang
dapat membentuk gelembung dengan wajar. Sebaliknya bila suatu desain
memperlihatkan kelembutan perhatikanlah jangan memakai bahan yang kaku.
Bahan tekstil yang bercorak atau bermotif juga akan ikut berperan
membentuk kesan tertentu pada busana atau sipemakainya. Penyesuaian
karakter motif seperti garis-garis atau kotak–kotak akan memberikan
kesan kaku. Maka dari itu desain mengarah kepada kesan sportif, begitu
pula dengan bulatan maka lebih mengarah pada lengkung.
Untuk itu dalam menyiapkan bahan perlu disesuaikan dengan desain, bentuk tubuh, usia, jenis pakaian serta kesempatan sipemakai.
2. Memeriksa bahan
Memeriksa
bahan sebelum dibeli sangat perlu dilakukan. Biasanya untuk memastikan
sifat kain perlu dilakukan pengujian. Uji yang dilakukan disesuaikan
dengan tujuan pemakainya, beberapa pengujian kain yang umum dan biasa
dilakukan antara lain adalah :
a.
Warna, kesesuaian warna dan tahan luntur warna terhadap pencucian,
keringat, gosokan, sinar matahari, terhadap penyetrikaan, gas tertentu
dan air laut.
b. Kestabilan dimensi kain dalam pencucian
c.
Ketahanan kusut dan sifat langsai (drape) termasuk sifat kain yang
tidak memerlukan penyetrikaan setelah pencucian (sifat durable press).
d. Kekuatan tarik, sobek dan jebol.
e. Tahan gesekan dan pilling, terutama untuk serat sintetik
f. Sifat nyala api, sebelum atau sesudah beberapa kali pencucian.
g. Lengkungan dan kemiringan benang pada kain.
h. Penyerapan atau tolak air kain sesuai penggunaan.
Disamping
memeriksa bahan sebelum membeli, juga diperlukan memeriksa bahan
sebelum dipotong , terlebih terhadap kain yang dibeli dalam bentuk
kayu/gulung. Disamping itu juga sangat diperlukan memeriksa bahan dengan
mempertimbangkan segi ekonomis dan psikologisnya, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Kesesuaian bahan dengan desain.
b. Berapa ukuran bahan agar bisa dibuat rancangan bahan atau marker, sesuai dengan ukuran bahan.
c. Pemeriksaan
cacat kain, baik cacat bahan, cacat warna atau pun cacat printing, maka
yang cacat supaya ditandai dan dihindari waktu menyusun pola
perseorangan.
d. Apakah
bahannya menyusut, kalau menyusut direndam terlebih dahulu agar nanti
setelah dipakai dan dicuci ukuran tidak berubah atau bajunya tidak
sempit.
e. Apakah
bahan yang ada sesuai dengan kesempatan sipemakai, sesuai dengan usia,
jenis kelamin, bentuk tubuh, warna kulit dan lain sebagainya.
f. Produksi massal supaya ditandai atau bila perlu dipotong agar tidak masuk kedalam penggelaran bahan.
g. Penggelaran bahan–bahan dilakukan panjangnya berdasarkan marker.
No comments:
Post a Comment